Senin, 14 Juni 2010

Lebih Waspada dengan DNS Nawala

Gembar-gembor kasus Ariel Peterpan bersama beberapa artis perempuan Indonesia yang beberapa waktu belakangan seperti tidak pernah selesai untuk dibahas oleh media massa, tentu saja menarik perhatian. Sangat memprihatinkan, karena bukan hanya orang dewasa yang tertarik akan pemberitaan ini, melainkan juga anak-anak yang sebenarnya masih belum paham akan kasus ini. Konon, banyak di antara anak-anak ini yang pergi ke warung internet (warnet) untuk mencari "Video Ariel". Untungnya, masih ada pihak-pihak yang prihatin akan curiosity anak-anak yang tidak pada tempatnya ini. Salah satunya adalah Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari).

Lindungi buah hati Anda dari dampak negatif internet.

Pada 17 November 2009, Awari mengeluarkan DNS Nawala. Domain name system (DNS) Nawala merupakan layanan gratis yang bebas digunakan pengguna internet yang membutuhkan saringan konten negatif dan berbau porno. Selain itu, DNS Nawala juga akan memblokir situs yang mengandung konten berbahaya
. Menurut Ketua Awari, Irwin Day, DNS Nawala dibuat berdasarkan keprihatinan dan kepentingan para pengusaha warnet agar akses ke situs situs-negatif (pornografi, judi, phising, malware) dapat ditekan. "Para pengusaha warnet sering dirugikan oleh mereka yang mengakses ke situs-situs tersebut. Dirugikan dari sisi citra warnet, kerugian dari besarnya bandwidth yang digunakan oleh pengakses situs tersebut dan kerugian dari software-software "gelap" yang sering ikut terdownload dari situs situs tersebut," ujar Irwin kepada Ixora Tri Devi dari Portal Perempuan.


Sejak diluncurkan, Irwin mengaku animo masyarakat atas DNS Nawala cukup bagus. "Sejak diresmikan hingga hari ini, traffict yang masuk ke DNS Nawala trendnya tidak pernah turun. Sampai hari ini paling tidak DNS Nawala sudah melakukan 9,5 juta kali blocking situs negatif," tutur Irwin. Fakta ini sedikit melegakan, mengingat Indonesia termasuk negara dengan tingkat penyalahgunaan internet yang tinggi.

"Masih banyak persoalan lain yang lebih penting dari sekedar video eksebionis si Ariel," Irwin Day, Ketua Awari.

Mengenai kasus video mirip Ariel Peterpan, Irwin menanggapi, "Kalau mau ke warnet untuk mendownload video Ariel, sebagian akan kecewa karena: A. Waktu download yang lama, B. Sudah di block oleh pengelola warnet. C. tidak diperbolehkan memutar video tersebut di warnet,".

Meskipun demikian, sebagian warnet tetap bisa memberikan akses ke video tersebut. Menurut Irwin, hal ini semata-mata karena warnet tersebut tidak tahu cara melakukan blocking. Irwin juga mengatakan penyesalannya terhadap media yang terus mengangkat kasus video Ariel ini, "Kasus ariel ini adalah kasus tidak penting yang menjadi heboh karena media memberitakannya secara sensasional dan tidak proporsional. Masih banyak persoalan lain yang lebih penting dari sekedar video eksebionis si Ariel," tangkas Irwin.

Ixora Tri Devi
210110080284

PS:
Bagi Anda yang berminat untuk memasang DNS Nawala, bisa langsung mengakses http://irwinday.web.id/2010/04/29/buku-panduan-penggunaan-dns-nawala/ untuk mengakses buku panduan.

Daftar Rujukan :
http://www.nawala.org/faq.php

http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/11/17/12090091/saring.konten.porno.telkom.luncurkan.dns.nawala

Sumber Gambar :
http://yukbelajarinternet.wordpress.com/category/internet-sehat/



Minggu, 13 Juni 2010

Boni Avibus, Seniman Cilik Menggemaskan

Boni Avibus

Sekilas, tidak ada yang berbeda dari penampilan dan tingkah polah Sigrid Minerva Boni Avibus atau yang akrab disapa Boni ini. Bocah berusia tujuh tahun ini memiliki keceriaan yang sama dengan anak kecil lain pada umumnya. Namun, siapa sangka bocah yang mengenakan kacamata ini ternyata punya segudang aktivitas. Mulai dari teater, baca puisi, monolog, hingga aktivitas yang tidak lazim dilakukan anak seusianya, yakni orasi. Pernah bergabung di Teater Laskar Panggung pada tahun 2008, dan kini aktif di Teater Anak Negeri, Boni telah melakukan pementasan sebanyak lebih dari lima puluh dan beberapa di antaranya adalah kolaborasi bersama dengan seniman besar seperti Putu Wijaya dan Slamet Rahardjo. Tidak salah jika julukan ‘seniman cilik’ disematkan padanya. Berikut adalah hasil wawancara Deandra Syarizka dari Portal Perempuan dengan Sigrid Minerva Boni Avibus:

Mulai pentas sejak kapan?

Sejak umur 5 tahun

Bagaimana awalnya?

Sejak ikut teater diajak Ayah.

Ketika pertama kali diajak langsung berani tampil?

Nggak aku latihan-latihan dulu, semangat. Terus ditanya mau latihan teater ? terus aku bilang mau. Dari situ muali pentas-pentas.

Kenapa suka baca puisi?

Teater itu kan banyak, jadi harus segala macem bisa. Suka puisi awalnya juga dari teater.

Udah pentas di mana aja?

Udah banyak, kemarin terakhir aku ikut Indonesian Got Talent di Indosiar.

Lolos?

Lolos tapi baru babak 1, babak 2-nya belum tahu

Baca puisi?

Iya, baca puisi

Boni di Indonesian Got Talent

Pementasan mana yang paling berkesan?

Semuanya lah. Semuanya kan udah sering jadi seneng

Siapa yang ngajarin tampil selain ayah?

Kang Yusef Mudiyana dari Laskar Panggung.

Iya, awalnya aku ikut itu. Terus sekarang ikut Teater Anak Negeri, teater yang isinya anak-anak semua.

Kalau belajar orasi, dari mana?

Orasi juga dari teater. Teater itu kan banyak, ada tari, nyanyi, monolog, teater, orasi. Terus aku diajak orasi. Orasi yang ingin disampaikan orang. Kalau kemarin mah orasinya Obama

Kenapa suka orasi?

Ya gara-gara aku latihan teater sama orang teater yang udah dewasa, cuma aku doang yang paling kecil. Dari situ diajak, jadi suka deh.

Mengerti isi orasinya?

Iya, kan akunya harus ngerti dulu kalo baca itu.

Woow. Tentang orasinya Obama, belajar orasinya bagaimana?

Ngapalin. Naskahnya diprint terus diapalin.

Sekolah terganggu gak?

Paling kecil aku dapet 8. Berkisar 8-9an lah

Kok pinter banget sih?

Hihihihi

Katanya Boni masuk sekolahnya kemudaan?

Iya aku muter-muter gak ada yang mau nerima akhirnya di SDN Banjarsari keterima

Memang waktu itu umurnya berapa?

4 tahun

Gak TK dulu?

Gak, TK-nya di rumah

Kalau teman Boni ada yang suka pentas gini juga?

Ada sih yang suka baca puisi

Ada yang suka baca orasi?

Nggak sih, jarang-jarang

Kalau orasi bikinan sendiri udah pernah?

Belum

Kalo orasi, bikinan siapa aja selain orasinya Obama yang pernah dibawakan Boni?

Belum, baru Obama aja.

Mau sampai kapan pentas?

Aku belum tahu

Yang mengatur jadwal pentas siapa?

Disesuaikan dengan yang ngadain acaranya terus aku ngomongin ke Ayah dulu

Pernah kolaborasi sama siapa saja?

Sama Putu Wijaya pernah, terus aku orasi tahun 2008 sama Slamet Rahardjo. Banyak lagi sih, sama walikota Bandung, gubernur.

Penghargaannya udah banyak?

Iya tapi pentas bukan lomba

Di blog Boni ada foto Boni lagi dapat penghargaan sebagai “The Best Female Actor in Supporting Role”. Bisa diceritakan?

Itu awalnya dari teater, judul filmnya Behind The Curtain. Yang bikin Teater Topeng namanya Om Bil. Aku tadinya belum kenal, terus kenalan, diajak main film deh. Acaranya lomba di Maranatha, Bandung International School.

Pertanyaan terakhir, Boni cita-citanya jadi apa?

Aku sih mau jadi presenter sama presiden.



Profil “Boni Avibus” Update Mei 2010

Sigrid Minerva Boni Avibus

Perempuan

Tinggi: 114 cm

Berat: 40 ponds

Lahir: Bandung 14 September 2002

Sekolah:SD Banjarsari, kelas 3b SD 3

Alamat Surat:

Gedung Indonesia Menggugat u.p. Daya Cipta Budaya/Boni Avibus

Jl. Perintis Kemerdekaan no. 5 Bandung 40117

Email: boniavibus@gmail.com

http://id-id.facebook.com/people/Boni-Avibus/1004721160

http://boniavibus.ning.com/

http://boniavibus.blogspot.com/

Performance Kesenian:

  1. Teater: Ignasius 03/Agustus/08 Gedung Arhanud Cimahi; karya/Stdr: Yusef Muldiyana / Laskar Panggung
  2. Teater: Indungnasial 15/Agustus/08 Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung. karya/stdr: Yusef Muldiyana /Laskar Panggung
  3. Teater: Fragment Indungnasial 27/Agustus/08 Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung.; karya/stdr: Yusef Muldiyana / Laskar Panggung
  4. Improvisasi: Launching Bamboo Festival 09/Oktober/2008 Dago Plaza Bandung
  5. Puisi / Teatrikal (Laskar Panggung): Bamboo Festival 12/Oktober/2008; SABUGA Bandung
  6. Teater: Woiseks 14-15/Nov/08 Taman Budaya Dago Bandung (tiga peran: anak orang miskin, kucing, orang-orang) karya:Georg Buchner, Stdr: Erry Anwar Produksi: Teater Bel
  7. Monolog: Fragmen Indungnasial 21/Nov/2008 karya/stdr: Yusef Muldiyana Gedung Indonesia Menggugat (GIM)
  8. Teater: Fragment Indungnasial 27/Nov/2008 Gedung Teater Univ. Maranatha Bandung (teater topeng); karya/stdr: Yusef Muldiyana
  9. Nara Sumber Golempang (Bandung TV): “Mapay laratan "Laskar Panggung" 27/Nov/08
  10. Puisi: (Cinta) “4 tahun tsunami Aceh” 26/Des/2008 Newseum Cafe Jakarta karya: anonim
  11. Tausiyah/Orasi Budaya: HUT FTI (Federasi Teater Indonesia) 27/Des/08 Graha Bakti Budaya - Taman Ismail Marzuki Jakarta; karya/stdr: Yusef Muldiyana
  12. Puisi: (Cinta) Launching Album “Bocah Cilik” Rida 27/Des/08 Newseum Cafe Jakarta karya: anonim
  13. Orasi budaya: Refleksi Kebudayaan Indonesia; Gedung Indonesia Menggugat (GIM); 3/Jan/09 karya/stdr. Yusef Muldiyana
  14. Prolog + Puisi: Doa untuk Palestina Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 10/Jan/09; karya: Yusef Muldiyana/Anonim
  15. Orasi Konvensi Capres Independent; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 24/Jan/09; karya Yusef Muldiyana.
  16. Puisi (cinta) pada peresmian Majelis Sastra Bandung; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 25/Jan/09; karya anonim.
  17. Puisi Melahirkan kembali Indonesia Raya; Seminar Nasional Peran dan Posisi Guru dalam Badan Hukum Pendidikan; Salman ITB 26/jan/09; karya Prof. DR Winarno Surachmad.
  18. Orasi Calon Presiden Independen 2009 - Dewan Integritas Bangsa; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 27/Jan/09; karya Yusef Muldiyana.
  19. Teater: Woiseks 5/Maret/09 Gd. Sanusi Unpad (2 peran: kucing, orang-orang) karya:Georg Buchner, Stdr: Erry Anwar; Produksi: Teater Bel
  20. Orasi Calon Presiden Independen 2009 - Dewan Integritas Bangsa; Seggara Bay City Ancol Jakarta 7/Maret/09; karya Semesta.
  21. Teater: Goyang Membata Lautan Membatu. GAP U.K Maranatha (2 peran: anak & narator) 4-5 April 2009; Karya/stdr. Yusef Muldiyana; Produksi: Teater Topeng
  22. Teatrikal: grand launching BlackIdclothing.com; 31 Mei 2009, e-plex Paris Van Java Bandung
  23. Movie: Behind the Curtain. berperan sebagai Helena Grechen, Directed/script by Bilhuda; 8 Juni 2009; Produksi: Multimediorama Picture; mendapat penghargaan sebagai ‘Best Female Actor in Supporting Role’ di BMA 2009 pada 8 Juni 2009.
  24. Puisi ‘Melahirkan kembali Indonesia Raya’; Rapat Kerja Nasional FGII 2009- Guru Menggugat; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 30/Juni/09; karya Prof. DR Winarno Surachmad.
  25. Puisi ‘Melahirkan kembali Indonesia Raya’; Seminar Pendidikan Upaya Peningkatan Enterpreuner dan Lokakarya Dewan Guru SMAN 9 Bandung; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 13/Juli/09; karya Prof. DR Winarno Surachmad.
  26. Puisi ‘Cinta’; Malam Puisi Cinta – Voice Of Bandung-Majelis Sastra Bandung, Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 18/Juli/09; karya anonim
  27. Puisi ‘Melahirkan kembali Indonesia Raya’; Training Metode Pengajaran bagi Tenaga Pendidik Kepolisian Semarang - Pushan-UIII, Hotel Santika Bandung 24/Juli/09; karya Prof. DR Winarno Surachmad.
  28. Teater: Cinderella for Malin bersama SMA Taruna Bhakti / MPK; Taman Budaya Jabar 16/08/2009 jam 15.30; Karya/stdr. Yusef Muldiyana
  29. Teater: Rekontruksi karya lukis Dudum Sunjaya: Detik-detik Proklamasi; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 16/08/2009 jam 20.30; karya/stdr. Yusef Muldiyana
  30. Bintang tamu Wilujeung Enjing IMTV (Bandung): memperingati HUT RI 64, 17/08/2009
  31. Teater: Rekontruksi karya lukis Dudum Sunjaya: Detik-detik Proklamasi; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 17/08/2009 jam 11.30; karya/stdr. Yusef Muldiyana
  32. Teater: dari Wak menuju Tu; Puisi: Pengibar Bendera (karya: Semesta); Peresmian VOB; Gedung Indonesia Menggugat (GIM) 19/08/2009 jam 16.30 & 20.30; karya/stdr. Yusef Muldiyana
  33. Puisi: Akulah Pengibar Bendera & Cinta (Semesta/Anonim); 17 Puisi untuk Negriku; Potluck Coffe & Library Bandung/Sky FM 29/08/2009
  34. Puisi: Sajak Tahun Baru 1990 (WS. Rendra); mengenang 40 hari WS Rendra bersama seniman dan rakyat Jawa Barat; Ged. Museum Sribaduga Bandung 13 September 2009.
  35. Syuting Sinetron 6 episode “Cerita di Bumi Pasundan” – prod. TVRI stdr. Barno untuk tayang di TVRI Nasional ; 21-29 Oktober 2009. (tayang mulai 7 Des 09 jam 17.30)
  36. Deklarator Hari Kebudayaan Nusantara; Gedung Indonesia Menggugat 7 November 2009.
  37. Monolog Burung Merak bersama Putu Wijaya & Teater Mandiri; STSI - Dewi Asri Bandung 8 November 2009.
  38. Teater (Gabungan seniman se Jawa Barat- Bandung Mengenang Rendra): Kisah Perjuangan Suku Naga stdr: Yusef Muldiyana, karya: WS Rendra; dua peran: mesin & rakyat; Saung Angklung Udjo 11-15 Nov.09
  39. Puisi: Melahirkan kembali Indonesia Raya (Prof. DR Winarno Surachmad); Upacara peringatan hari Guru – SDN Banjarsari Bandung 25 November 2009.
  40. Puisi: Melahirkan kembali Indonesia Raya (Prof. DR Winarno Surachmad);Syukuran Kemenangan Gugatan Ujian Nasional - Gedung Indonesia Menggugat Bandung 25 November 2009.
  41. Puisi: Mahakarya (semesta) launching Ceramic talk – republik Entertainment, e-plex, Paris Van Java Bandung 25 November 2009.
  42. Puisi: Akulah Pengibar Bendera (semesta), Seminar Lingkungan Hidup - Tisna Sanjaya – Gedung Indonesia Menggugat 29 November 2009.
  43. Film: Bukan Hanya Cerita – Central Profil – Sangtama Production; script/stdr. Desy Yusani - Bandung 12-16 Des09
  44. Puisi: Sajak Tahun Baru 1990, karya. WS Rendra, Reuni Akbar SMPN 12 Bandung & Puisi: Cinta, karya Semesta, reuni angkatan 87 SMPN 12 / Waroeng Steak Setiabudhi- Bandung 19 Des 09
  45. Puisi: Akulah Pengibar Bendera, karya Semesta; Refleksi Sosok Roehana Koedoes: Ibu Pers & Pendidikan Indonesia – Newseum Cafe – Jakarta 20 Des 09
  46. Puisi: Sajak Tahun Baru 1990, karya. WS Rendra; Braga Festival, Ceremoni Pembukaan bersama Walikota Bandung & Kadisparbud. 27 Desember 2009
  47. Puisi-puisi bebas sebagai pengisi acara Audisi Peran Triamanda Cinema di Metro Mall - Bandung, 9 Januari 2010
  48. Puisi: Pengibar Bendera (semesta), Wanadri: Dari Bandung Untuk Indonesia – Wanadri, GIM Bandung 17 Januari 2010.
  49. Orasi: pemimpin demokratis (semesta); Forum Diskusi Nusantara – GIM, Bandung 25 Febuari 2010.
  50. Puisi: Bencana..Bejana (semesta), Lelang Lukisan Penggalangan Dana untuk Bencana Alam- GIM, Bandung 5 Maret 2010
  51. Puisi: Palagan Pahlawan & Cinta (semesta), acara silahturahmi peserta MUKERNAS PMI 2010 bersama Walikota Bandung. Pendopo Kota Bandung 29 Maret 2010.
  52. Puisi: Cinta (anonim), Konser Mukti-Mukti 2010: Mencari Matahari; Culture Centre of France (CCF) - Bandung 16 April 2010.
  53. Puisi: Kejahatan Perang (Diro Aritonang), Asia Africa Childern Festival – New Majestic – Bandung 23 April 2010.
  54. Orasi Sinematographi: Launching Film terbaru Produksi Tri-am Cinema; Hotel Grand Pasundan Bandung 1 Mei 2010.

Lomba-lomba:

  1. Peserta PORKOT 2008 – Atlit senam lantai
  2. Best Female Actor in Supporting Role’ di BMA 2009
  3. Puisi ramadhan Gerakan Pramuka tk. ranting, Juara 1, tk. Cabang juara 2
  4. Lomba Puisi Sunda tk. SD se Bandung Raya, di SD Paulus, juara 1

Pentas bersama kelompok Teater:

  1. Laskar Panggung (awal 2008 – pertengahan 2009)
  2. Teater Bel (Pertengahan 2008)
  3. Teater Mandiri (akhir 2009)
  4. Teater Anak Negeri (Pertengahan 2009 - sekarang)


Daftar Rujukan:


Deandra Syarizka
210110080225

Perempuan Dalam "Lysistrata"

pementasan Lysistrata


Lysistrata merupakan naskah teater kuno yang ditulis filsuf terkenal Aristophanes. Naskah ini bercerita tentang perlawanan perempuan terhadap perang yang dilakukan lelaki. Dalam naskah ini diceritakan bagaimana para perempuan melawan kekerasan dengan kelembutan, bagaimana mereka memprotes suami-suami yang tidak mengacuhkan mereka selama masa perang dengan melakukan pemogokan asmara (menolak berhubungan seks).

Naskah yang kental nuansa komedi ini kini dipentaskan ke sekian kalinya oleh Studiklub Teater Bandung (STB) pada Kamis (3/6) dalam rangka ujian akhir Acting Course XXI. STB yang merupakan klub teater tertua di Indonesia rutin menyelenggarakan Acting Course (AC) , sebuah kursus akting yang terbuka bagi umum yang mempunyai ujian akhir berupa pementasan. Pada AC ke XXI ini untuk kedua kalinya STB memilih naskah Lysistrata karya Aristophanes untuk dipentaskan.

Sutradara pementasan Lysistrata, IGN Arya Sanjaya mengatakan bahwa dirinya memutuskan untuk mengadaptasi naskah tersebut ke dalam nuansa punk. “ Naskah ini kan bercerita tentang perlawanan, pembebasan. Iya, jadi kita ambil spirit pembebasan yang ada dalam punk”, ujarnya ketika ditanya. Pementasan yang dilakoni oleh sepuluh orang tersebut menggunakan kostum punk dan setting jalanan.


para pemeran Lysistrata


Adapun karakter perempuan dalam naskah Lysistrata beragam. Tokoh utama, Lysistrata, digambarkan berwatak tegas dan berwibawa. Lain halnya dengan tokoh Calisa yang diperankan dengan centil oleh Dora Bunga. Beberapa dari aktor beranggapan bahwa naskah ini sarat dengan nuansa feminisme sebab ceritanya menggambarkan perlawanan yang dilakukan perempuan.

Namun, hal itu dibantah oleh Yogi Imamuddin, sutradara Gelanggang Seni Sastra Teater Film Unpad, yang saat itu juga menonton pementasan Lysistrata, “Naskah ini memang mengandung nuansa emansipasi tetapi tidak bisa dikatakan feminisme sebab masih terdapat stereotype yang buruk tentang perempuan”, ujarnya.

Memang, beberapa dialog yang terdapat dalam naskah Lysistrata masih menggunakan bahasa yang bias jender, yang tentu saja mengandung stereotype yang buruk tentang perempuan. Salah satunya terdapat dalam dialog yang diucapkan Lysistrata di adegan awal

: “Ah, dasar perempuan! Bila diundang ke pesta terus semrintil dengan riuhnya! Bila sedang bergunjing berceloteh dengan hebohnya! Tapi saat diajak mengatasi kegawatan ke mana mereka? Tak ada batang hidungnya kelihatan!
Bahasa bias jender lainnya ditemukan dalam dialog antara Lysistrata dengan Calisa:

Lysistrata” Ini persoalan negara, dan hanya bisa diselamatkan oleh perempuan!

Calisa: “Oleh perempuan? Wah, kalau begitu sudah tipis harapan negara kita?

Dan masih terdapat beberapa dialog lainnya yang sarat bias jender. Begitulah, naskah kuno ini meskipun sudah mengandung nuansa emansipasi di dalamnya tetap masih kental dengan stereotype yang buruk tentang perempuan. Bahwa citra perempuan dalam naskah ini masih saja dipandang dari kacamata laki-laki. Seperti yang dikatakan oleh Simone de Beauvoir dalam The Second Sex "bahwa bahkan untuk mendefinisikan keeksistensian perempuan itu sendiri, masih saja dikaitkan dari keeksistensian laki-laki. Perempuan adalah The Other dari laki-laki". Dan nuansa komedi yang membalut naskah ini malah menyamarkan kesan patriarkinya.

Deandra Syarizka
210110080225

Kompasiana MODIS: Kiprah Perempuan di DPR



Kompasiana MODIS bersama Nurul Arifin


Pada bulan April yang lalu dalam rangka Hari Kartini, Kompasiana mengadakan sebuah diskusi yang bertajuk Kompasiana MODIS (Monthly Discussion) : Kiprah Perempuan di DPR. Acara diskusi dan tanya jawab yang diadakan di Pisa Café and Resto Mahakam, Jakarta Selatan ini berlangsung pada tanggal 24 April dengan menghadirkan Nurul Arifin sebagai pembicara.

Kompasiana MODIS merupakan acara diskusi bulanan yang rutin diselenggarakan Kompasiana. Seperti yang kita tahu, Kompasiana merupakan situs online yang mewadahi tulisan-tulisan para anggotanya yang disebut Kompasianers. Kompasiana MODIS bersama Nurul Arifin ini merupakan Kompasiana MODIS yang ketiga, setelah Kompasiana MODIS bersama Jakoeb Utama dan Kompasiana MODIS bersama Jusuf Kalla.

Acara yang berlangsung selama satu jam sejak pukul delapan tersebut dihadiri oleh puluhan Kompasianers yang datang dari berbagai kota. Ada yang dari Jakarta, Bekasi, bahkan Tangerang. Sebelum mengikuti Kompasiana MODIS, Kompasianers diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu pada halaman profil Admin Kompasiana.

Acara diskusi dibuka dengan persembahan lagu tentang perempuan dari Linda Djalil, seorang mantan jurnalis, untuk Nurul Arifin. Kompasianers tampak menikmati nyanyian Linda. Lalu, setelah itu moderator membuka acara dan mempersilakan Nurul Arifin hadir ke tengah-tengah panggung. Nurul Arifin yang kala itu ditemani suaminya, Mayong Suryalaksono, terlihat cantik berambut pendek dan mengenakan setelan berwarna hitam. Tanpa banyak kata pengantar, Nurul langsung memersilakan Kompasianers untuk mengajukan pertanyaan.

Nurul Arifin, anggota DPR

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Kompasianers. Mereka berbondong-bondong mengajukan pertanyaan kepada Nurul Arifin. Sayangnya, sedikit dari pertanyaan tersebut yang berhubungan dengan temaKiprah Perempuan di DPR”. Kompasianers yang ada malah menanyakan soal tanggapan Nurul Arifin tentang Pramudya Ananta Toer (karena hari itu ada komunitas yang mengenang hari wafat Pram yang juga bulan April di Jakarta), ada yang menanyakan kehidupan pribadinya, malah ada seorang Kompasianers yang juga merupakan Ketua Rukun Tetangga (RT) meminta sumbangan Nurul Arifin atas musibah kebakaran yang baru saja terjadi di wilayahnya kala itu.

Baru ketika penulis menanyakaniya, penulis juga hadir dalam acara tersebutsoal apakah UU No 10 Tahun 2008 yang membahas tentang peningkatan persentase minimal 30% perempuan dalam bakal calon legislatif , juga dibarengi dengan peningkatan kualitas, barulah alur diskusi berjalan sesuai topik. Nurul Arifin pun lantas menjawab pertanyaan penulis dengan lugas:

Memang perempuan 30% angka itu tidak dibarengi dengan kualitas. Kedudukan kita ada dua. Sebagai perempuan anggota DPR, anggota partai dan aktivis perempuan juga. Jadi ada perbedaan agenda yang harus diusung bersama. Sehingga yang diusung oleh teman-teman aktivis perempuan adalah 30% itu kita tidak berjuang di angka tetapi kualitas. Sedangkan yang ada tidak semua memiliki pengetahuan tentang gender , tidak semuanya memiliki agenda perempuan dan tidak semua memiliki sensitifitas tentang itu karena tidak semua calon berasal dari aktivis dan mungkin mereka tidak mengerti karena tidak bersinggungan dengan hal-hal seperti itu, atau bisa jadi tidak care, tidak peduli. Jadi perjuangan kita sekarang adalah ngomongin tentang kualitas dan 30% ini . Karena sekarang kita semua tahu masih berada dalam posisi subordinat.

Foto bareng Nurul Arifin :)

Secara keseluruhan, acara Kompasiana MODIS kali ini tidak konsisten dengan tema yang dibahas. Kebanyakan pertanyaan yang diajukan melenceng dari tema tersebut dan moderator pun tampak tak acuh untuk mengatur jalannya diskusi sesuai topik. Namun, acara Kompasiana ini berhasil mempertemukan Kompasianers yang selama ini hanya bertemu di dunia maya saja. Penulis pun mendapatkan beberapa teman baru dalam acara ini. Lalu keseluruhan rangkaian acara Kompasiana MODIS ditutup dengan makan dan foto bersama Nurul Arifin.



Deandra Syarizka

210110080225